Kristalisasi Budaya Jawa

Sebagai sebuah kerajaan, tentu Kraton Yogyakarta memiliki seperangkat alat pemerintahan. Ada pemimpin (Raja) lengkap dengan para pembantunya. Ada bagian yang mengurus persediaan makanan, perdagangan, sampai pertahanan sebagai beteng keamanan.

Untuk menjadi salah satu anggota keamanan tidaklah mudah. Ada syarat-syarat tertentu untuk menjadi bagian pasukan keamanan, sebagaimana sosok Arjuna. Lambang kesatria sejati. Dari simbol itu maka turunlah empat karakteristik untuk menjadi kesatria kraton. Sebagaimana yang dituturka oleh Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Pertama Nyawiji. Pikiran, ucapan dan tingkah laku yang sama. Dalam Bahasa agama disebut tidak munafik. Orang yang tidak berpura-pura percaya, atau setia kepada sesuatu, tetapi dalam hatinya tidak.

Kstaria bukan hanya yang terampil memankan senjata, tangguh dalam kanuragan, Namun yang lebih penting adalah orang yang memiliki pikiran, perkataan dan hati yang menyatu.

Kedua Greget. Mengerjakan sesuatu dengan penuh semangat dan kesungguhan. Niat yang tulus tak akan berbelok arah, jalannya pasti lurus. Tak akan mengerjakan bila tidak diperintah. Seorang prajurit setia pada janji, menegakkan panji-panji. Semangat dalam melaksanakan tugas yang diperintahkan komandan.

Ketiga Sengguh. Percaya diri tanpa menjadi sombong atau merendahkan orang lain. Salah satu sifat seorang ksatria adalah percaya pada kemampuan dirinya. Sebagai seorang prajurit sejati, adalah yang tahu tentang kemampuan dirinya dan dapat menggunakan kemampuan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, orang tersebut dapat bermanfaat buat orang lain.

Keempat Ora Mingkuh. Tidak lari dari tantangan, tidak takut menghadapi kesulitan. Seorang yang memiliki motivasi yang kuat, melihat rintangan adalah sebuah peluang. Pantang mundur sebelum menggapai hasil yang diharapkan. Penting untuk diingat, bahwa hambatan dan rintangan adalah bagian alami dari perjalanan untuk mencapai kesuksesan.

Bagikan:

Tags

Related Post

Leave a Comment