Komitmen

Komitmen berasal dari latin “commiter” yang artinya menyatukan, mengerjakanm menggabungkan dan memercayai. Dalam skala lebih luas, komitmen diberi makna terikat secara emosional dan intelektual terhadap organisasi, yang meliputi tujuan dan nilai-nilai yang dikandungnya. Komitmen membutuhkan rasa tanggungjawab seseorang terhadap diri sendiri, orang lain dan organisasi.

Upaya perubahan akan seiring dengan kebiasaan setiap hari. Selama ini, apakah yang dikerjakan telah memenuhi menyatu dengan komitmen yang dijanjikan? Apakah terjadi kelanggengan, atau penyimpangan dari yang diharapkan? Apakah merasa nyaman dengan yang diperoleh selama ini?

Tentu itikad yang dipilih adalah sebuah suasana “lebih baik”. Bila hanya datar-datar saja, atau sama seperti kemarin, artinya tidak memiliki hasrat yang mencerahkan (untuk tidak mengatakan membara). Cukup satu tips yang dapat membangun sebuah komitmen dan melompat ke jenjang lebih tinggi, agar rasa nyaman terganggu.

Belajar menolak

Menolak adalah sebuah perbuatan untuk tak taat dari yang mengajak. Menolak, kalau dalam tradisi ketimuran masuk ranah pekewuh. Tapi menolak untuk menegakkan komitemen adalah revolusi kecil yang memang harus dilakukan.

Berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kebiasaan bertahan? Ada yang mengatakan cukup tiga minggu. Namun sebuah penelitian memperlihatkan diperlukan 66 hari, atau sekitar dua bulan. Tantangan yang paling krusial saat memasuki hari ke-30. Andai hari berikutnya sudah ada rambu-rambu perubahan, hanya perlu pertahanan supaya konsisten.

Andai komitemen telah diperoleh, maka yang dibangun adalah rasa percaya diri, dan respek orang lain. Meningkatkan produktivitas dalam meraih target-target tertentu. Pada akhirnya, komitmen bermuara pada budaya organisasi dimana kita terlibat didalamnya.

Bagikan:

Related Post

Leave a Comment