Hanya Negara Inggris dan Thailand saja yang belum merasakan betapa tersiksanya menjadi tawanan penjajah. Apakah memang Tuhan menciptakan mereka berdua sebagai orang yang merdeka? Barangkali bukan begitu. Merdeka yang sesungguhnya adalah yang dapat menghirup udara bebas dalam berpendapat, beragama, bebas berkumpul dan ada peluang kesempatan untuk mengembangkan diri.
Bagi orang Amerika, kehadiran Christian Colombus merupakan awal mula petaka. Mungkin orang Spanyol itu tidak sengaja mampir ke Amerika. Colombus yang hoby berlayar hanya mengandalkan arah mata angin belaka.
Spanyol tak sendirian menginjakkan kakinya di bumi Amerika. Menggandeng Portugis yang berperilaku bengis, sempat mengobrak-abrik tatanan suku Asli. Tak ketinggalan Perancis juga sempat mencicipi ranumnya negara Amerika. Semangat Gold (kekayaan), Glory (memperluas taring kekuasaan) dan Glory (penyebaran agama Kristen), itulah yang memicu adrenalin penguasa untuk mengeruk dan memengaruhi kehidupan.
Tak ubahnya Indonesia yang pernah terjajah. Mulai dari Portugis, Belanda, Jepang, Amerika memiliki sifat yang sama, antara lain percaya sihir. Ingat, zaman dahulu sihir atau tenaga supra natural menjadi senjata andalan dalam melakukan tindak kejahatan. Bahkan, sihir dapat menelantarkan korban diluar batas kemanusiaan.
Sifat yang kedua memecah belah. Banyak sejarah yang ditulis, bahwa kesatuan demikian rapuh, porak poranda digulung hanya oleh hasutan. Fitnah menjadi kosa kata setiap saat yang ditujukan kepada orang yang tidak disukai. Karakter yang lain adalah keangkuhan yang memperbudak orang. Siapa yang tak suka jabatan. Karena jabatan menawarkan privilege, yaitu hak khusus yang dimiliki oleh beberapa orang berwenang, untuk melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak boleh dilaksanakan.
Untuk itu, untuk menumpas sifat-sifat tersebut perlu ada rasa saling menghormati perbedaan. Suku, agama, dan ras selayaknya menjadi kekuatan dalam membangun persatuan. Berpartisipasi aktif dalam membangun mental spiritual, selain fisik tentunya. Menjaga nama baik bangsa dan agama, adalah perilaku mutlak yang harus dimiliki oleh setiap warga negara. Tujuh puluh Sembilan tahun Indonesia merdeka, kita rayakan bukan hanya sekedar perayaan seremonila, namun kristalisasi perilakulah yang utama.
Leave a Comment